pernah aku ditanya teman sewaktu masih di SD,
beliau Tanya, kamu ini ikut NU apa Muhammadiyah?
lha aku khan bingung,
kemudian aku Tanya sama Njeng Rosul,
malah Njeng Rosul balik Tanya, apa tho NU & Muhammadiyah itu?
ya...akhirnya aku milih kembali ke Al-Qur'an & Sunnah
Tiako ·  · 
  • olona 10 like this.
  • Agung Rupadi aku juga ditanya opo tho partaei itu? 
  • Toto Suprawoto Padahal NU (jaman saya SD dulu sebutannya NO), dan Muhammadiah juga (katanya) berdasar Al Quran dan Sunnah.
  • Ole Oleleho Bro, semuanya, termasuk NU dan Muhammadiah, apalagi Wahabi, itu juga dasarnya kembali kepada Quran dan Sunnah. Penjabarannya yg berbeda.
  • Bambang Prabowo Bener mas Profesor, jaman para sahabat juga gak kenal NU, Muhammadiah, apalagi JIL yg anehnya bkn main. Aku juga milih jd Salafus Sholeh ajalah yg biasa2 aja.
  • Prasetyo Edi amiiiiin, semoga Allah selalu membimbing kita semua
  • Masroni Matoha Bid'ah itu kalau milih nu, muhammadiyah, wahabi atau syiah 
  • Ole Oleleho Bid'ah itu kalau berpendapat spt anda itu, Sdr Masroni
  • Masroni Matoha berfikir sederhana saja....kalau memang hal itu lebih baik lantas kenapa para kholifah tidak membentuk hal seperti itu? 
  • Ole Oleleho Ya dg pemikiran sederhana saya tahu para khalifah tiga yg pertama membentuk hal seperti itu, yakni yg sekarang disebut Ahlus Sunnah alias Sunni. Dari Khalifah Keempat terbentuk Syiah. Jadi Sunni Syiah pada dasarnya Islam Quran dan Sunnah. As simple as that. Dan NU n Muhammadiah berasal dari Sunni.
  • Bambang Prabowo Wah ilmu dari mana itu mas Ole Leho, kok baru sy baru tahu...
  • Ole Oleleho Cukup baca sejarah, bro. Coba Tabari, Waqidi, Ibnu Ishaq, dll
  • Bambang Prabowo Ooooo ya deh... Salam hehehe
  • Prasetyo Edi Yang saya tau Khalifah Ali akan amat sangat marah kalau ada yang terlalu mendewakan beliau
  • Prasetyo Edi Yang saya tahu, keempat khalifah hanya mengenal satu Islam, nggak ada yang lain.
  • Prasetyo Edi Yang saya tahu, khalifah keempat nggak membentuk aliran tersendiri, orang2 yang mendewakan beliau atau orang2 yang punya tujuan politik tertentu yang mengatasnamakan beliau yang membentuk aliran tersendiri
  • Bambang Prabowo Menurut Rasulullah generasi terbaik adalah generasi sahabat, tabi'in,tabi'ut tabi'in,krn mereka mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah dlm beragama. Walau a'lam bissawab... Dan mmg saat itu tdk ditemukan firqoh-firqoh....
  • Masroni Matoha sepakat dengan pak edi dan pak bambang,,,,sekali lagi menurut pemikitan yang sederhana jaman sekarang begitu mudahnya mendapatkan akses tentang agama sehingga saya kira fanatisme terhadap suatu golongan tertentu akan bisa menutup diri dalam rangka memperdalam agama
  • Ole Oleleho Sayang sekali sejarah dan kenyataan tidak seindah yg anda semua kira dan bayangkan. Perpisahan Sunni dan Syiah terjadi sejak Rasulullah meninggal, ketika Abu Bakar dan Umar menyusul dan bergabung dg kaum Anshar di Saqifah, pada saat Ali dan keluarga Rasul tengah sibuk memandikan jenazah Nabi yg mulia ini. Di Saqifah itulah Abu Bakar menjadi khalifah. Sebelum meninggal Abu Bakar sdh menyiapkan wasiat agar Umar menggantikannya. Pada saat Umar dalam keadaan hampir meninggal krn tebasan pedang Abu Lu'lu, beliau membentuk 6 orang ahlul hal wal aqd, yg menariknya justru tidak memilih Imam Ali padahal beliau tegas2 mengatakan hanya akan mengikuti Quran dan Sunnah, seperti idam2annya Cak Pras. Mereka malah memilih Usman karena beliau menambahkan akan mengikuti sunnah kedua khalifah sebelumnya disamping Quran dan Sunnah. Orang Syiah tak perlu mendewakan Ali, mereka hanya melihat fakta dan sejarah dan mengikuti Quran yg memerintahkan untuk menjadikan pemimpin: Allah, Rasul -Nya dan orang yg beriman yg mendirikan salat dan menunaikan zakat saat ruku (yg menurut mufasir Sunni Jalaluddin Suyuti berkenaan dg Imam Ali) serta mengikuti Sunnah Rasul yg mengangkat Ali sbg khalifah penggantinya di Ghadir Khum. Sekarang silakan tanya diri anda masing2, kalau anda menerima kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Usman sebelum dan selain Ali, maka anda disebut Sunni. Kalau anda hanya menerima Ali maka anda Syiah. Tentu saja para Khulafaur Rasyidin itu tidak membentuk atau membuat organisasi seperti NU dan Muhammadiah membuatnya, namun konsekuensi logis dari pilihan mereka, dg berembug di Saqifah saat Rasul belum selesai dikebumikan, dg membuat wasiat dan dg membentuk dewan ahli itulah yg menjadi khittah atau jalan sejarah dan ajaran Sunni. Ali juga tidak membuat organisasi spt di atas, namun khittah dan kebijakan serta kelanjutan tradisi Rasul yg diteruskannya itulah yg membentuk ajaran Syiah. Anda suka atau tidak pilihan sudah diambil. Kenyataan sejarah tak bisa diubah. Tentu saja Sunni tak harus jadi Syiah dan demikian jugs sebaliknya. Yg penting Sunni Syiah bersatu meski berbeda.
  • Bambang Prabowo Nambahi dikit ah, yg membuat aliran Syiah (klo mmg bgt terminologinya) namanya Abdullah bin Saba',mas. Dia orang yahudi. Tujuannya mmg menjadikan Ali bin Abi Thalib lah yang layak menjadi pengganti Rasulullah. Tujuannya spy umat Islam terpecah belah. 
    Sbtlnya konteks mas Edi tdk membahas ini kok malah jadi kemana mana. Okey salam kenal dari Indonesia...
  • Masroni Matoha sejarah banyak versi mas Ole,,Ali tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai syiah atau sunni,,,,
  • Prasetyo Edi kembali ke laptop, pernyataan awal saya adalah bahwa Islam itu cuma satu. TITIK, makanya kita perlu IQRA supaya nggak TERSESAT.
  • Ole Oleleho Diskusi tidak kemana-mana, Mas. Saya sekadar mengomentari sdr Masroni yg mengatakan milih NU, Muhammadiyah, Wahabi atau Syi'ah itu bid'ah. 
    Cerita Abdullah bin Saba itu mitos klise yg diulang-ulang spt kaset rusak (broken record). Mempercayainya tak ub
    ahnya seperti meyakini bahwa Sunni dibuat oleh Abu Hurairah krn hadisnya yg bejibun. Kalau anda tak percaya ini, jangan percaya dg kisah Abdullah bin Saba, tokoh fiktif buatan Syaif bin Umar Tamimi ini.
    Sejarah boleh jadi banyak versi, namun ada benang merah yg sama. Karena itu saya sarankan anda semua baca sejarah dr para sejarawan awal yg saya sebut di atas. Mereka semua Sunni, namun krn kecendekiawanannya memuat sejarah apa adanya. Anda akan temukan Islam itu tidak satu, seideal spt yg sejauh ini diyakini Cak Pras, yg mengira kita/saya tidak Iqra. Alhamdulillah silakan Iqra khazanah Islam itu baik2 supaya, spt kata Cak Pras, tidak tersesat.
  • Bambang Prabowo Saya setuju mas Edi, boleh kan. Kita berbeda tetapi tetap satu...
  • Ole Oleleho