Tuesday, April 08, 2014

Selamat Berpesta

Salam,



Dari jauh saya sampaikan selamat melaksanakan “pesta demokrasi” empat tahunan.



Pilihlah partai atau tokoh yang memiliki integritas dan jejak rekam (track record) baik. Jangan memilih orang atau partai yang pernah dan terang-terangan membuat kerusakan di muka bumi, khususnya terhadap kemanusiaan dan keadilan.



Di jaman diktator Soeharto, menjadi golput merupakan pilihan terbaik. Sekarang ini mungkin bukan saat yang tepat.



Mengharamkan golput seperti yang dilakukan lembaga atau institusi keagamaan bukan langkah yang tepat. Bukan saja tak layak mengaitkannya dengan agama, namun masyarakat luas bukanlah anak kemarin sore. Bujukan dan paksaan bukan konsumsi orang dewasa yang matang.



Cukuplah disampaikan hal-hal seperti ini:



Kaum wanita di Kanada baru memperoleh hak suara (right to vote) pada tahun 1916 (Manitoba, Saskatchewan, Alberta) hingga 1940 (Quebec). Perempuan Ontario memperolehnya pada tahun 1919, sama halnya dengan perempuan New Zealand. http://en.wikipedia.org/wiki/Feminism_in_Canada#Women.27s_right_to_vote_in_Canada



1947, 1948, 1960 berturut-turut adalah tahun dimana hak pilih baru diberikan kepada orang Cina, Jepang dan Eskimo (First Nation) di Kanada. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Right_to_vote#Universal_suffrage



Tahun 1962, orang Aborigin Australia baru mendapatkannya. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Right_to_vote#Universal_suffrage



Mayoritas pemilik negeri Afrika Selatan, orang-orang hitam, baru memiliki kesempatan melaksanakan hak pilihnya itu di tahun 1994. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/South_Africa_under_apartheid#1994_election



Kaum perempuan Saudi akan memperoleh hak pilihnya baru tahun depan, 2015. UAE baru memperolehnya di tahun 2006. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/Saudi_Arabian_municipal_elections,_2015



Dengan melihat contoh-contoh  di atas, mungkin anda bisa bersyukur bahwa hak memilih itu bukan sesuatu yang sederhana. Banyak orang dan perempuan merasakan betapa beratnya perjuangan memperoleh hak tersebut.



Lalu, boleh jadi anda berpikir, “ah satu suara dari saya tak masuk masa sih bisa mempengaruhi keadaan?” Seraya anda mengingat kisah penduduk negeri yang diminta mengumpulkan sesendok madu, contoh-contoh berikut ini mungkin cukup mencengangkan anda:



1.       Mayoritas penduduk Timor Timur dengan gilang-gemilang memenangkan referendum memisahkan diri dari Indonesia. Lihat http://en.wikipedia.org/wiki/East_Timorese_independence_referendum,_1999

2.       Parti Quebecois di bawah Marois (yang pro separatism) dikalahkan dengan telak oleh Partai Liberal setelah mereka hanya 18 bulan berkuasa. Lihat http://www.cbc.ca/news/canada/montreal/quebec-votes-2014/quebec-election-2014-pauline-marois-loses-electoral-hail-mary-1.2601935

3.       Dll



Ingatlah “The Power of I, Me or Myself”, “Kekuatan Diriku”. Selamat mencoblos!

No comments: