Sunday, June 10, 2007

Salam dari Brazil, 17 Januari 2000

Salam alaikum,

OK, ini janji saya untuk cerita ke Aryo dkk.

Saya saat ini bekerja di Embraer, satu group dengan Jerry, bule yang dulu
juga bertahun-tahun bekerja dengan saya di IPTN. Orang-orang lokalnya antara
lain Emerson (boss), Madeira, Paulo Marco dan Daniel. Mereka baik-baik dan
bekerja relatif lebih baik daripada kawan2 di IPTN. Meskipun sama-sama
senang ngobrol dan mengenal jam karet juga, mereka cenderung mengerti apa
yang sedang dan harus dikerjakan. Saya senang dengan suasana seperti ini,
bisa menumbuhkan competitiveness (kemampuan bersaing) yang baik. Pakaian
kerja nggak jauh beda dengan IPTN. Saya nggak perlu pakai jas atau dasi,
biasanya bos2 saja yang pakai dasi dan jas. Orang boleh pakai apa saja
kecuali celana pendek. Di sini juga seperti di IPTN, bagian produksi harus
pakai seragam. Lucunya suasananya juga mirip. Setelah makan mereka duduk
ngobrol berkerumun atau pergi ke semacam pusat sosial untuk menyewa video
atau nonton TV. Buku2 dan majalah2 juga dijual termasuk majalah 'playboy'.
Wah saya bayangkan kalau di IPTN majalah beginian dijual pasti ludes sama
bungkus2nya.

Orang-orang Brazil ini antara orang kita dan Eropa. Mereka akrab satu sama
lain, senang ngobrol, atau ngumpul-ngumpul atau datang telat ke kantor; di
samping serupa dalam menu makanan dan cara masak mereka. Mereka juga ada
sungkan-sungkan dan basa-basi sebagaimana halnya kita. Tapi mereka juga
seperti bule dalam hal kumpul kebo atau hamil sebelum nikah, cara makan
dengan garpu dan písau, cara berjalan yang cepat dan cenderung nggak mau
ngendus2 urusan orang lain. Bagusnya di jalan raya, meski ngebutnya minta
ampun, mereka cenderung tertib. Nggak ada yang namanya bus salip-salipan,
nggak ada suara klakson, dan public transport mereka cenderung bersih dan
cukup banyak, meskipun belum seperti di Inggris yang terjadwal. Di sini
'angkot` (alternativo) dan bus nggak punya jadwal. Muncul kapan saja tapi
cukup sering. Orang cukup melihat routenya.

São Jose kotanya indah, lebih dingin dari Lembang. Mungkin seperti
Pangalengan tapi dengan fasilitas seperti Bandung atau Jakarta. Tata kotanya
relatif baik tapi tidak seperti di Inggris bentuk2 rumahnya nggak begitu
standar, kayak di kita. Tapi jalan-jalannya bagus dan bersih dan naik-turun
karena kota ini terletak di lembah. Karena itu kata Vale banyak ditemukan,
artinya lembah, seperti Center Vale Shopping, shopping centre. Seperti saya
bilang di siang hari udaranya kering, jadi bagus buat Ali. Praktis nggak ada
debu, jadi gampang untuk bersih-bersih rumah, kayak di Inggris. Makanan
relatif murah. Orange juice, buah-buahan, sayur2ar, hampir semuanya relatif
murah. Yang lucu, kawan saya sampai teriak, buah konyal yang murahan di
kita, di sini R$22/kilo alias sekitar US$12/kilo. Anggur juga murah apalagi
semangka. Durian saya
belum nemu tapi kalau nangka, dari perbincangan dengan mereka, kayaknya ada
juga. Juga jambu batu merah dan putih, markisa, pepaya, dll. Pendeknya
komplit lah.

Memang sekolah untuk anak-anak relatif mahal. Sekolah yang saya ceritakan
adalah sekolah swasta. Direkomendasikan oleh TAP Engineering, perusahaan
yang mempekerjakan saya sekarang. Namun memang kualitasnya cukup baik. Mirip
dengan sekolah-sekolah unggulan di kita. Alhamdulillah anak2 ikut enjoy juga
di sini. Sekarang mereka memahami Portugis much better than me, biasalah
anak2: learning by doing. Sekarang mereka punya banyak kawan di sekolah,
malah beberapa kali saya mengantar mereka ke acara pesta ultah kawan2nya.

OK sekian dulu lah. Tchau.


Wassalam
Abdi

No comments: