Abdi M. Soeherman

https://www.facebook.com/armahedi.mahzar.5/posts/10152388529993048?comment_id=10152391918343048&offset=0&total_comments=32&notif_t=share_reply

Armahedi Mahzar

Mey 13 at 8:28pm ·

Kisah Syi'ah Indonesia (1)
http://www.tempo.co/read/news/2012/09/03/173427062/Cerita-Jalaluddin-Rakhmat-Soal-Syiah-Indonesia-Bagian-I

Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia (Bagian 1) | -nasional- | Tempo.co

Pada penyebaran gelombang kedua Syiah masuk sekitar 1982 Berawal...

TEMPO MEDIA

Tsy tiako · · Share

You, Ahmad Yanuana Samantho and 9 others like this.
5 shares
Roy Indrasyah Tercium dari wawancara Jalaluddin Rakhmat dengan Tempo ini, populernya Syiah tidak lepas dari masalah sikap Syiah terhadap perempuan. Apa itu? Halalnya nikah mut'ah bagi orang berpaham Syiah?

Konflik di Sampang antara dua ustad kakak beradik (Syiah dan eks Syiah) adalah masalah perempuan muda, yang pernah jadi santri dipesantren sang kakak dipinjam oleh sang adik. Mau diambil lagi oleh sang kakak untuk "dinikahkan" dengan relasinya. Wooooww.

Mey 13 at 10:28pm · Tiako · 1
Ole Oleleho Hanya itu yg anda dapat pahami, Roy. Semoga Allah mengasihani anda.

Mey 13 at 11:14pm · Tiako · 1
Ole Oleleho Terima kadih Bang Armahedi, yg sudah menampakkan ciri kecendekiawanannya yg netral

Mey 13 at 11:15pm · Tiako
Ole Oleleho Kasih

Mey 13 at 11:15pm · Tiako · 1
Mahfuz Budi Provokasinya sangat nyata : NU itu katanya Syi'ah secara kultural, dan HMI penyebar Syi'ah di kampus2. Kita lihat siapa yang akan terpancing provokasi Jalal.

Mey 13 at 11:26pm · Tiako · 1
Roy Indrasyah Semoga Allah mengasihani orang orang Syiah atas ajaran yang mereka terima dan semoga Allah swt mengampuni orang orang Syiah atas kesalahan mereka menghujat isteri nabi dan para sahabat rasul.

Mey 13 at 11:33pm · Tiako · 5
Mehdi Taf Biarin saja orang2 Syi'ah mempraktekkan kepercayaan mereka. Nikah muth'ah itu masih lebih baik dari zina. Orang2 Sunni yang anti nikah muth'ah malah banyak yang berzina.

Mey 14 at 12:37am · Tiako · 3
Mehdi Taf Pada pidato pengukuhannya sebagai Doktor HC, Hamka membuktikan bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia itu beraliran Syi'ah. Terbukti dari peringatan 'asyuro yang telah menjadi tradisi di mana-mana di Indonesia.

Mey 14 at 12:59am · Tiako · 2
Bahrul Sjamsir Saridam Nah, Roy Indrasyah benar, biarlah HANYA Allah yg "menghisab" perbuatan/amalan siapapun. Itu sesuai penegasanNya sendiri.

Mey 14 at 1:23am · Tiako · 3
Mehdi Taf Tapi sayangnya orang2 Wahabi yang merasa memiliki kebenaran menghujat dengan bertubi-tubi aliran ini, sampai terjadi pengusiran warga Syi'ah di Surabaya. Siapa yang gembira kalau bukan Dajjal ?

Mey 14 at 4:27am · Tiako · 1
Asep Juarna Saya tidak setuju syiah, tapi saya tdk setuju juga pengusiran...

Mey 14 at 4:43am · Tiako · 1
Bahrul Sjamsir Saridam Tidak perlu "melepas" ke-suni-an untuk bisa mengakui keberadaan Syi'ah.

Mey 14 at 5:19am · Tiako · 1
Roy Indrasyah Ada orang Wahabi di Surabaya? Yang benar? Apakah karena dia tidak menyukai Syiah langsung di cap Wahabi? Lagi pula, aneh kalau dikatakan orang Wahabi membenci Syiah, karena dinegara Saudi Arabia dimana penguasanya bermazhab Wahabi, warga Saudi diperbatasan dengan Irak maupun Iran banyak yang beraliran Syiah. Mereka disana tidak diusir oleh raja Saudi.

Aneh sekali bung Mehdi Taf membandingkan zina oleh kaum sunni dengan nikah mut'ah. Orang sunni yang berzina itu melanggar aturan agama (haram). Kalaupun didunia masyarakat Islam tidak berani menghukum pelakunya kerna berbagai alasan, menurut ajaran Sunni (Islam secara lebih luas), di akhirat pelaku zina akan mendapat balasan sesuai dengan keingkarannya itu.

Yang dibenci oleh warga Sunni terhadap kaum Syiah adalah kesukaan kaum Syiah untuk mencaci maki para sahabat nabi dan isteri nabi. Saya yakin mencaci maki sahabat rasul dan isteri rasul itu bukan ajaran Ali bin Abi Thalib radiallahu anhu, juga bukan ajaran Imam Djafar Shadiq. Mustahil mam Djaafar Shadiq mengajarkan kaum Syiah untuk mencaci maki nenek moyang dari ibu kandung Imam Djaafar yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq . Pastilah ajaran mencaci maki itu berasal dari Abdullah bin Saba' datangnya. Semoga Allah mengampuni kesalahan mereka yang tidak paham atas kesalahan mereka.

Masalah perbedaan dalam pemahaman akidah antar Sunni dan Syiah, tidaklah terlalu mengganggu hubungan Sunni dan Syiah. Lakum dinukum sajalah.

Mey 14 at 6:00am · Tiako · 6
Ole Oleleho Sdrku Roy nampaknya cukup sopan dan tidak garang seperti para anti Syiah. Karena itu say pikir ada baiknya saya coba tanggapi sedikit apa yg dipersoalkannya. Pertama, pemerintah Saudi tentu saja tidak dapat mengusir mereka, kebanyakan terkonsentrasi di propinsi timur, karena merekalah yg bisa disebut penduduk asli negeri itu, yg tinggal dan hidup di jazirah Arabia sejak jaman Rasul. Jadi yg dilakukan pemerintah Saudi adalah menyengsarakan mereka dg menelantarkan mereka dalam segala hal, mulai dari sarana dan fasilitas umum, spt jalan, listrik, dll, hingga pendidikan kesehatan, dll. Kalau tak percaya silakan kunjungi mereka atau google Qatif, Dahran, Ahsa, dll. Kedua,

Mey 14 at 7:03pm · Tiako · 1
Hasnur R. Tanjuang Syiah, Sunni, Wahabi, Salafi dll adalah label yg tidak dikenal semasa nabi Muhammad masih hidup, hanya pemikiran orang2 belakangan (bukan pula para nabi, diberi wahyu), jadi gak penting-penting amat. Jangan dijadikan rukun Iman dan rukun Islam atau aqidah tambahan, lalu dijadikan sumber keributan yg pada ujungnya, pernyataan umat Islam yg seharusnya jadi rahmatan lili alamin adalah pepesan kosong, malah menjadi peserta kerusuhan di muka bumi.

Mey 14 at 9:42pm · Tiako · 3
Ole Oleleho Kedua, nikah mutah diberlakukan di jaman Nabi, sebagai contoh Zubair bin Awwam dan Asma binti Abu Bakar, saudara Bunda Aisyah, menikah mut'ah dan dikaruniai putra Abdullah bin Zubair. Mutah malah tetap berlaku di jaman Abu Bakar. Umar lah yg mengambil inisiatif melarang mut'ah. Kata beliau, ada dua mut'ah yg berlaku di jaman Nabi yg sekarang kularang: mut'ah haji (tamattu') dan mut'ah perempuan. Syiah hanya meneruskan apa yg diyakini tidak dilarang oleh Rasulullah. Contoh di atas mungkin kurang tepat. Yg tepat adalah lihat praktek orang2 Saudi dan Teluk yg datang ke Puncak Pass Jabar. Mereka mengaku penganut 'Islam Murni' (wahabi) dan jelas2 mengharamkan mutah. Tapi apa yg terjadi di situ? Banyak diantara mereka yg melakukan nikah kontrak dg perempuan2 setempat. Sementara di kalangan Syiah jarang terjadi mutah, sama jarangnya dg poligami.

Mey 14 at 10:41pm · Tsy tiako · 1
Ole Oleleho Ketiga, benar baik Ali maupun Ja'far Shadiq tak pernah mengajarkan untuk mencaci maki sahabat, apalagi dan termasuk Ummul Muminin, khususnya Aisyah. Yg dilakukan Imam Ali dan Imam Ja'far adalah apa yg diikuti Syiah: mengkritisi para sahabat berdasarkan kriteria Al-Qur'an, yakni mereka yg sejalan dan setia dg Quran dan Sunnah Nabi dan yang tidak. Sbg contoh, lihat ayat2 terakhir QS Jum'ah dimana Allah mengecam para sahabat yg meninggalkan Rasulullah yg tengah berkhutbah sendirian, kecuali bbrp orang sahabat saja, karena tertarik dengan perniagaan (orang jualan) pada saat Rasul sedang berkhutbah. Seperti halnya Allah mengkritik para Sahabat tsb, begitu pula Syiah.

Mey 14 at 10:51pm · Tsy tiako · 2
Roy Indrasyah Cerita mut'ah dijaman Abu Bakar sahih nggak? Dalam hadis Bukhary tercantum bahwa pelarangan mut'ah oleh rasul diucapkan nabi di hari yang sama dengan hari dibolehkan atau satu hari sesudah dibolehkan. Muta'ah, menurut hadis Bukhari, hanya pernah berlaku 1 hari saja.

Mey 14 at 10:54pm · Tiako · 1
Ole Oleleho Abdullah bin Saba itu cerita khayal klise yg diulang-ulang. Daripada mempercayai tokoh fiktif yg dibuat Syaif bin Umar ini, lebih baik anda pelajari lagi sejarah tuk menemukan bahwa bibit Syiah sudah ada sejak jaman Nabi, yg bahkan oleh Nabi sekalipun diakui. Yakni ketika Rasulullah menyebut Ali dan sahabat2mu atau Ali dan Syiahmu. Salman, Abu Zar, Ammar dan Miqdad termasuk tokoh Syiah awal, artinya pengikut Ali yg awal.

Mey 14 at 10:56pm · Tsy tiako · 1
Ole Oleleho Nah setelah penjelasan ini anda tetap tak yakin, ya sudah spt anda bilang lakum dinukum waliyadin aja. Betapapun berbeda mari tetap bersatu, Sunni Syiah, melawan musuh Islam: internal (wahabi dan para pemecah belah) dan eksternal (zionisme dan imperialisme baru). Bersatu kita teguh, bercerai kita jatuh.

Mey 14 at 11:00pm · Tiako · 2
Asep Juarna Mut'ah itu pernah diberlakukan Rasul saw untuk kondisi sangat darurat. Saat Perang Kahibar Rasul saw melarangnya. Pada penaklukan Makkah Rasul saw membolehkan lagi karena kondisi darurat terpenuhi. Di Masa Khalifah Umar bin Khatab ra, nikah mut'ah dilarang, tdk ada shahabat yang menentangnya. Jika kemudian syiah menganggap iti tetap berlaku mungkin mereka menganggap ada kondisi darurat, hehe..

Mey 14 at 11:00pm · Tiako
Roy Indrasyah Riwayat dimasa hidup nabi banyak direka reka oleh orang belakangan. Sulit menentukan kesahihan karena tidak seperti hadis yang diuji sanadnya dengamn penelitian yang seksama dan membandingkannya dengan Al quran.

Mey 14 at 11:02pm · Tiako · 1
Asep Juarna Sunni(NU-wahhabi) itu lebih deket daripada dg Syiah. Sunni-wahhabi sama rukun Islam/imannya, memahami "ahlul bait" (al-ahzab 33) sebagai "semua istri nabi", tdk menggelari siapapun setalah Rasul saw dengan "as", sama2 menolak mut'ah, tdk menghujat Bu Bakar-Umar ibn Khatab dan sahabat lain, tidak menhujat satupun istri Rasul saw, dll. Memang NU yang tradisional/keindonesiaan banyak juga berbeda pendapat dengan wahhabi yang ke-arab2an. Tapi sekali lagi, keduanya lebih dekat drpd dg syiah..

Mey 14 at 11:08pm · Tiako · 1
Lily Siti Multatuliana SutanIskandar terima kasih saya me-like semua komen karena saya membaca semua komen2 diatas.....

Mey 14 at 11:40pm · Tsy tiako · 2
Ole Oleleho Kang Asep, betul itu riwayat yang kita ketahui dalam khazanah Sunni. Imam Syafii berkomentar tidak ada satu hukum yg diberlakukan kemudian dilarang kemudian diberlakukan kemudian dilarang begitu seringnya seperti halnya mut'ah. Hadis2 ttg pelarangan mut'ah itu tidak sekuat seperti pemberlakuannya. Juga Rasulullah mengijinkan itu karena keadaan darurat, namun al karena para Sahabat terpisah dari para istrinya, seperti misalnya saat mereka dalam misi perang. Karena riwayat yg bertentangan spt itu, khususnya dalam hal pelarangannya. Syiah hanya mengikuti apa yg Rasul berlakukan saja. Hanya Allah dan Rasul-Nya yg berhak menetapkan syariah, karena itu khalifah Umar tak berhak melarang sesuatu dalam syariah.

Mey 15 at 7:38am · Tsy tiako · 1
Ole Oleleho NU lebih dekat dg Wahabi? Saya kira tidak, silakan cek dg para Nahdiyin. Target 'pembersihan' Wahabi yg utama di Indonesia sesudah Syiah adalah NU, karena NU sama dg Syiah dalam "khurafat dan bid'ah", seperti tawasul, syafaat, tabaruk, qunut, tahlilan, ziarah kubur, memperingati Maulid, dll. Karena itu Gus Dur bilang NU itu Syiah minus imamah, Syiah itu NU plus imamah.

Mey 15 at 8:03am · Tsy tiako · 1
Ole Oleleho Kita jangan terkecoh dg Wahabi yg ingin merusak persatuan Sunni Syiah. Ajaran baru yg sebenarnya itu bukan Syi'ah yg katanya diciptakan Abdullah bin Saba, tetapi Wahabi yg dibuat oleh Muhammad bin Abdul Wahab yg bekerja sama dg kolonial Inggris ingin melenyapkan Islam, Sunni dan Syiah, dari Arabia.

Mey 15 at 8:08am · Tsy tiako · 1
Asep Juarna Saya tdk percaya Wahhabi mau melenyapkan Islam Sunni.. mereka masih shalat kok.. Tapi dalam konsep bid'ah mereka memang keras.. Di mesjid2 kampung2 NU mereka biasa disebut sebagai "kaum salaf".. Yang dicurigai buatan Inggris itu Ahmadyah yang sama dengan syiah menggelari "as" kepada imam2nya.. Yang dikatakan Gus Dur itu benar, beliau menyebutkan yang utama/nampak.. mut'ah dan taqiyah adalah dua dari banyak perbedaan lainnya.. Apakah sunni-syiah bisa bersatu..? Beberapa tokoh Islam memang bermimpi itu, tetapi lebih banyak yang menganggap itu musykil atas dasar banyaknya perbedaan di antara keduanya.. Bahkan beberapa ulama mengatakan: Proklamirkan saja syiah dan ahmadyah sebagai agama baru, maka urusan selesai..

Mey 15 at 9:20am · Tiako · 1
Ole Oleleho Wahabi ingin melenyapkan Sunni dg membuat Sunni spt mereka. Saya yakin anda tahu ttg masjid2 NU yg diambil alih Wahabi belakangan ini. Baru2 ini ada berita pengambil-alihan kembali masjid NU/Sunni. Biarkan siapa saja yg menciptakan mereka, Inggris atau bukan, yg jelas itu ditegakkan oleh M bin Abdul Wahab, yg mengambil banyak inspirasinya dari Ibn Taymiyah.
Sebutan AS itu dilakukan bukan saja oleh Syiah, yg menggunakannya dg tepat untuk keluarga Rasul. Bahkan gelaran alayhis salam itu diberikan Imam Bukhari dalam Sahihnya kpd Ahlul Bait Nabi. Sebentar lagi saya kirimkan jpg filenya.
Mutah sudah kita bahas di atas. Kesamaan Sunni dan Syiah dlm hal itu pada keberlakuannya. Selanjutnya perbedaan antara keduanya juga karena alasan logis: Sunni menerimanya sebagai terlarang krn Umar khalifah Sunni melarangnya. Syiah tetap mempercayai keberlakuannya karena Syiah tidak menerima Umar sbg khalifah dan karenanya larangannya tak berlaku.
Mengenai taqiyah, sayang sekali atau untungnya ada dasarnya dalam Quran dan Sunnah Rasul. Saat Ammar bin Yasir dan keluarganya dipaksa Abu Jahal menjadi kafir, Ammar yang tidak tahan lagi dg siksaannya, mengucapkan kata2 kekufuran meski hatinya menolak. Ia menyesal dan mengadu kpd Nabi. Rasulullah kemudian membacakan ayat yg baru saja turun berkenaan dg Ammar, yg intinya mengizinkannya berbuat taqiyah spt itu. Lihat An Nahl /16 ayat 106, "...kecuali orang yg dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam keimanan..."
Persatuan itu tak musykil karena yg diinginkan bukan penyeragaman. Keduanys tetaplah berbeda, namun keduanya dapat bekerja sama dalam tujuan yg sama n lebih fundamental, spt mengentaskan kemiskinan, pendidikan, menghadapi kekuatan neo imperialisme dan zionisme, dll. Insya Allah.

Mey 15 at 1:12pm · Tsy tiako · 1
Asep Juarna Tentu saja "taqiyah" dibenarkan ketika seseorang diancam keselamatannya karena keimanannya seperti pernah terjadi sejak jaman Musa as (kasus Asyiah) hingga jaman Rasul saw, walaupun para shahabat (Bilal dll misalnya) menyatakan "tidak sudi mengotori lidahnya dengan kekufuran hanya untuk tetap hidup". Konsep "taqiyah" syiah ini begitu mudah dipraktekkan oleh ummatnya, termasuk dengan mengatakan "tdk pernah menghujat shahabat seperti Umar ra dan Abu Bakar ra dan ummul mukminin Aisyah ra" misalnya. Taqiyah bahkan menjadi fondasi penting syiah: "tidak ada iman tanpa taqiyah", begitu dogmanya. Taqiyah syiah sering membuat diskusi tidak fokus karena syiah sering berkelit menggunakan taqiyahnya, hehe.. Ttg kerjasama kemanusiaan, Islam bisa bekerjasama dengan ummat agama apapun, termasuk dengan syiah.. tidak ada masalah..

Mey 15 at 2:31pm · Tiako
Ole Oleleho Dari pernyataan anda terkesan bahwa anda menyamakan taqiyah dg dusta atau bohong biasa. Tidak, kawanku. Biarkan orang berprasangka spt itu. Namun percayalah dg menjadi Syiah seseorang tak boleh kurang dalam karakternya krn Ahlul Bait, khususnya Imam Ali, pintu ilmunya Rasul, yg kita ikuti dalam mencontoh Rasul, sang kota ilmu. Tanpa bermaksud mengabaikan adanya orang2 yg oportunistik dalam kesyiahannya dan karenanya menggunakan cara2 tak terpuji, spt berbohong, menjadi Syiah berarti mencoba meninggalkan hal2 yg dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Jangan pula lupa bahwa taqiyah bukan saja dilakukan dalam keadaan khusus seperti kemungkinan kehilangan jiwa, taqiyah bahkan haram di saat kemungkaran merajalela. Karena itu Imam Husain tampil ke depan, menyampaikan kebenaran terang2an dg resiko kehilangan nyawanya karena saat itu mayoritas Muslim "taqiyah" dg menerima pemimpin yg zalim.
Itulah yg kita harapkan dari awal diskusi ini: bersatu, ukhuwah, meski berbeda. Spt halnya bhineka tunggal ika dalam kesukuan, sudah sewajarnya kita mampu melakukannya dalam agama sekalipun. Biarkan Ahmadiyah dg keyakinan mereka, biarkan Syiah dg ajarannya, biarkan pula Wahabi dg kepercayaannya. Tak perlu kita menghakimi dan perlu menyertifikasi ajaran yg lainnya krn hanya Allah dan Rasul-Nya yg berhak dan tahu dalam hal itu. Marilah kita hanya berlomba dalam kebaikan dan taqwa, bukan dalam dosa dan permusuhan. Wassalam.

Mey 15 at 6:45pm · Tsy tiako · 1
Ole Oleleho Ini ttg Bukhari mengucapkan AS di belakang nama para Ahlul Bait itu: https://m.facebook.com/photo.php?fbid=10201984456989526&id=1128473281&set=a.3583903552763.2133450.1128473281&source=46

Mobile Uploads
Bukhari mengucapkan alaihis salam di belakang nama Ahlul Bait.

By: Ole Oleleho

Mey 15 at 11:22pm · Tsy tiako · 1 · Remove Preview