Sunday, December 02, 2007

Jangan Halangi Aku Membela Rasulullah

Alaikum Salaam,

Mungkin kelihatannya seperti sekadar membicarakan keburukan masa lalu apabila kita melihat ini sebagai hanya membicarakan siapa saja sahabat yang buruk. That's it.

Ada benang merah (bottom line) yang hilang dari pemantauan AQ. Ketika Allah mengulang-ulang kisah keburukan Firaun atau Abu Lahab dalam Quran Dia tidak semata- mata membicarakan Firaun atau Abu Lahab sebagai individu atau pribadi. Buat apa? Bukankah mereka sudah lama punah dari muka bumi? Allah ingin memberi pelajaran dan contoh kepada kita tentang bagaimana kesudahan manusia-manusia buruk dan jahat. Allah Mahatahu bahwa karakter Firaun atau Abu Jahal, bukan semata-mata mereka sebagai pribadi, senantiasa ada sepanjang jaman dan karena itu tetap relevant.

Dalam semangat itulah kita berdiskusi tentang unacceptable ashab ini. AQ sendiri sudah mengakui di sini bahwa pada dasarnya ada sahabat yang baik dan ada yang buruk. Yang baik itu yang kita ikuti dan jadikan teladan, yang buruk kita jadikan peringatan untuk kita jauhi. Itulah inti dari pembahasan saya di bawah ini. Saya ingin menjelaskan kepada Saudara Baktiar bahwa tidak benar SEMUA sahabat itu baik dan lurus. Mereka tidak maksum seperti Nabi, mereka hanya manusia biasa yang
beruntung dapat hidup bersama Nabi SAAW.

Selain itu, mendiskusikan hal ini tidak berarti dengan sendirinya kita tidak membahas program pengentasan kemiskinan atau pencerdasan manusia. Tidak ada seorang pun yang meragukan hal ini. Islam itu sangat luas. Kita bisa membicarakan banyak hal yang berkaitan dengan itu. Selama kita berdiskusi dalam forum yang tepat kita dapat
mendiskusikan pelbagai persoalan keislaman.

Satu hal lagi yang penting dari pembahasan tentang para sahabat Nabi ini, yaitu pentingnya memahami posisi mereka dalam hubungannya dengan Nabi yang mulia. Nabi Muhammad SAAW, meski manusia seperti kita yang berdarah dan berdaging (physically) namun beliau tidak sama dengan kita secara ruhani (spiritually). Posisi beliau terhadap manusia biasa termasuk para sahabat adalah seperti antara langit dan bumi. Beliau maksum alias terjaga dari dosa. Seperti halnya Al-Quran, karena beliau
adalah Living Quran tidak ada satu cacat pun yang dapat diatributkan kepadanya. Menganggap beliau tidak maksum alias melakukan kesalahan sama artinya dengan menganggap Al-Quran mengalami perubahan (tahrif).

Para sahabat adalah manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahan dan dosa. Derajat mereka antara 1 sampai 10. Menganggap semua sahabat sama dalam keadilan dan ketaqwaan apalagi mengasumsikan mereka memiliki tingkat ruhaniah yang dekat dengan Nabi akan berdampak pada kesulitan mengambil kesimpulan. Ketika salah seorang anggota milis ini mengirimkan artikel tentang peristiwa Allah membenarkan pendapat Umar tentang para tawanan Badar di atas keputusan Nabi dan menerima hadis
dimana beliau mengatakan sekiranya tidak ada Umar maka binasalah beliau; merupakan bukti kebingungan umat tentang posisi para Sahabat terhadap Nabi. Maksud saya, dengan menyadari kejelasan posisi Nabi di atas para Sahabat tidaklah mungkin bagi seorang Muslim unuk menerima riwayat itu. Hadis seperti ini dengan sendirinya akan tertolak.

Wallahu a'lam,
Abdi

--- In Al-Irfan@yahoogroups.com, setiawan wahyu wrote:
>
> Salaymun Alaikum wr, wb.
>
> Wah jaman gini masih membicarakan keburukan masa lalu.
>
> untuk apa sih ?
>
> Sahabats adalah manusia, ada yang baik dan yang buruk, yang dieksplisitkan untuk contoh ada kira-kira 60 nama, contohlah itu. yang lainnya yang bertabiat buruk juga perlu diketahui riwayatnya untuk kita agar bersikap waspada tak mengikuti jejak sahabat yang buruk.
>
> Bukti bahwa banyak sahabat buruk sikap adalah perang saudara (shifin dan Camel), terserah apapun alasannya, itu saja lebih dari cukup menunjukan bahwa itu emang karena kelakuan buruk, sederhananya kalau semua berkelakuan buruk tak akan pernah terjadi perang, jangankan perang berdebnat saja kagak akan terjadi. Atau jangan-jangan kita saja yang salah mendefinisikan sahabat.
>
> Ada pekerjaan yang lebih besar didepan yaitu mencerdaskan muslimin dan muslimat, agar bisa mengkaji sendiri peristiwa masa lalu untuk dijadikan pelajaran.
>
> Jangan-jangan perang saudara antara Sunny dan Syiah yang pernah terjadi juga karena tak beristigfar.
>
> Masih ingin berdebat hal-hal yang tak perlu ? Bagus juga, tapi sebelum melakukan debat sebaiknya istigfar dulu.....
>
> wass
> WS
>
>
>
> ----- Original Message ----
> From: AM Soe
> To: MIIT-Toronto@yahoogroups.com
> Cc: Al-Irfan@yahoogroups.com
> Sent: Friday, November 30, 2007 8:14:06 PM
> Subject: [Al-Irfan] Re: [MIIT-Toronto] Fwd: [Imsa] Jangan Halangi
Aku Membela Rasulullah
>
> Alaikum Salaam,
>
> Akhi Baktiar,
>
> Terima kasih atas pertanyaan dan komentarnya. Saya mohon maaf sekiranya pernyataan saya terkesan sangat keras. Mungkin saya terlalu emosional karena mengingat Rasulullah hampir terbunuh dan bahkan beberapa giginya tanggal ketika beliau diserang pasukan kafir Quraisy. Sebuah akhir yang menyakitkan. Mula-mula pasukan pemanah Muslim, dengan tidak mengindahkan instruksi Rasul untuk tetap berada di bukit, berbondong-bondong turun dari bukit melihat pampasan perang yang ditinggalkan musuh. Khalid bin Walid, pimpinan pasukan kafir Quraisy yang ditempatkan di belakang, melihat kesempatan emas dan memimpin pasukannya menyerang Muslimin. Pasukan kafir lain yang sudah lari kalang kabut segera berbalik dan menjepit Muslimin dari arah lain. Pasukan sahabat yang sudah over confident ini akhirnya hancur lebur, porak- poranda. Sebagian besar tanpa peduli apa yang terjadi dengan Baginda Nabi, lari menyelamatkan diri. Hanya sebagian kecil yang melindungi Rasulullah dengan jiwa dan raganya. Karena itulah Allah menurunkan ayat berikut:
>
> [3:144] Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
>
> Sebagai Muslim, baik Sunni maupun bukan, hendaknya kita menggunakan Quran dan Sunnah/Hadis sebagai kriteria. Al-Tsaqalain (dua hal utama) ini tidak menyebutkan SEMUA sahabat adil/lurus. Silakan lihat lampiran hadis-hadis dari Sahih Bukhari. Perhatikan pula ayat-ayat berikut:
>
> [9:101] Di antara orang-orang Arab Badui yang di sekelilingmu itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kami-lah yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.
>
> [9:38] Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.

> [9:39] Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudaratan kepada-Nya sedikit pun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
>
> [62:11] Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah Jumat). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.
>
> [47:38] Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).
>
> [49:32] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.
>
> Dan masih banyak lagi peristiwa yang menunjukkan tingkah laku para sahabat yang bertentangan dengan Baginda Nabi. berikut ini diantaranya daimbil dari sumber-sumber otentik Sunni:
> a) There was the issue of the captives of the battle "Badr" that the Prophet ordered their freedom for payment of the ransom money (Fidyah), and these companions went against it.
>
> b) There was the battle of "Tabook" that the Prophet ordered to slaughter the camels, to save their lives, and the same people went against it.
>
> c) There was the treaty of "Hudabiyyah" that the Prophet wanted to make peace with people of Mecca, and the very same companions went against it and they even cast doubt about the prophethood of Muhammad (PBUH&HF).

> d) There was the battle of "Hunain" where they accused the Prophet of injustice in distributing the war booty.
>
> e) There was the appointment of "Usamah Ibn Zayd" who was assigned as the leader of Islamic army by the Prophet, and these companions disobeyed the order to follow him.
>
> f) There was a tragic Thursday when the Messenger of Allah wanted to state his will, and the very same companions accused him of talking non-sense and prevented him to do so.

> Sekiranya masih ada pertanyaan atau uneg-uneg dari Akhi Baktiar, silakan sampaikan. Kita akan coba diskusikan baik-baik dalam forum ini.
>
> Regards/Wassalaam,
>
> Abdi M. Soeherman
> http://abdisoeherma n.blogspot. com/
> amsoe@rogers. com
>
> ----- Original Message -----
> From: Baktiar Hasan
> To: MIIT-Toronto@ yahoogroups. com
> Sent: Friday, November 30, 2007 10:38 AM
> Subject: Re: [MIIT-Toronto] Fwd: [Imsa] Jangan Halangi Aku Membela
Rasulullah
>
>
> Assalamn 'alaiku; zr

> Kalau bisa saudaraku AM Soeherman mengclearkan pernyataan berikut.
>
> 'Beberapa sahabat, termasuk sahabat besar dan terkemuka, lari meninggalkan peperangan dan Rasulullah di saat pasukan Muslim dipukul mundur. Beberapa diantaranya bahkan baru kembali ke Madinah setelah beberapa bulan peperangan berakhir. Sekiranya Nasibah punya kesempatan hidup sampai akhir peperangan betapa dukanya dia menyaksikan kekerdilan dan kepengecutan mereka'.
>
> Paham ahlusunnah sangat memuliakan semua sahabat2 Baginda SAW, dan pernyataan saudaraku AM bisa menjadi fitnah di kalangan umat Islam. Saya akan berterima kasih sekali kalau suadaraku bisa mencerahkan saya dan juga jamaah milis ini sehubungan pernyataan di atas.
>
> Wassalam,
>
> Baktiar
>
>
>
> On 11/29/07, AM Soe wrote:
> Salaam,
>
> Kisah kepahlawanan Nasibah cukup terkenal. Artikel di bawah ini sangat baik dalam improvisasi peristiwa di Uhud. Kisah kesetiaan Nasibah dan keluarganya mirip dengan kisah loyalitas beberapa sahabat Imam Husain. Sekiranya saya punya cukup waktu untuk menyampaikannya.
>
> Ironis dalam perang yang sama peristiwa paling buruk dan memalukan pun terjadi. Beberapa sahabat, termasuk sahabat besar dan terkemuka, lari meninggalkan peperangan dan Rasulullah di saat pasukan Muslim dipukul mundur. Beberapa diantaranya bahkan baru kembali ke Madinah setelah beberapa bulan peperangan berakhir. Sekiranya Nasibah punya kesempatan hidup sampai akhir peperangan betapa dukanya dia
menyaksikan kekerdilan dan kepengecutan mereka.
>
> Regards/Wassalaam,
>
> Abdi M. Soeherman
> http://abdisoeherma n.blogspot. com/
> amsoe@rogers. com
> ----- Original Message -----
> From: Gary Sjah
> Sent: Wednesday, November 28, 2007 1:47 PM
> Subject: [MIIT-Toronto] Fwd: [Imsa] Jangan Halangi Aku Membela
Rasulullah
>
>
> ---------- Forwarded message ----------
> Date: Nov 28, 2007 1:12 PM
> Subject: [Imsa] Jangan Halangi Aku Membela Rasulullah
>
>
> Assalamualaikum wr.wb.
>
> Kisah yang mulia seorang wanita syahid dari majalah Dakwatuna.
> Semoga bermanfaat.
>
> Semoga semangat kita dalam ber-Islam akan tetap terjaga sebagaimana Nasibah, syahidah yang agung ini.
>
> Wasalamualaikum wr.wb.
>
> Yusuf
>
> Jangan Halangi Aku Membela Rasulullah
>
> Oleh: Mochamad Bugi
>
> Hari itu Nasibah tengah berada di dapur. Suaminya, Said tengah beristirahat di kamar tidur. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nasibah menebak, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di sekitar Gunung Uhud.
>
> Dengan bergegas, Nasibah meninggalkan apa yang tengah dikerjakannya dan masuk ke kamar. Suaminya yang tengah tertidur dengan halus dan lembut dibangunkannya. "Suamiku tersayang," Nasibah berkata, "aku mendengar suara aneh menuju Uhud. Barang kali orang-orang kafir telah menyerang."
>
> Said yang masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Ia menyesal mengapa bukan ia yang mendengar suara itu. Malah istrinya. Segera saja ia bangkit dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu ia menyiapkan kuda, Nasibah menghampiri. Ia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.
>
> "Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang…."
>
> Said memandang wajah istrinya. Setelah mendengar perkataannya seperti itu, tak pernah ada keraguan baginya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju utara. Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yang sedang berkecamuk. Di satu sudut yang lain,
Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yang tulus itu makin mengobarkan keberanian Said saja.
>
> Di rumah, Nasibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yang baru berusia 15 tahun dan Saad yang dua tahun lebih muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba-tiba muncul seorang pengendara kuda yang nampaknya sangat gugup.
>
> "Ibu, salam dari Rasulullah," berkata si penunggang kuda, "Suami Ibu, Said baru saja gugur di medan perang. Beliau syahid…"
>
> Nasibah tertunduk sebentar, "Inna lillah….." gumamnya, "Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Allah."
>
> Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat itu, Nasibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan, "Amar, kaulihat Ibu menangis? Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah syahid. Aku sedih karena tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?"
>
> Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar.
>
> "Ambilah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terbasmi."
>
> Mata amar bersinar-sinar. "Terima kasih, Ibu. Inilah yang aku tunggu sejak dari tadi. Aku was-was seandainya Ibu tidak memberi kesempatan kepadaku untuk membela agama Allah."
>
> Putra Nasibah yang berbadan kurus itu pun segera menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tidak tampak ketakutan sedikitpun dalam wajahnya. Di depan Rasulullah, ia memperkenalkan diri. "Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. Aku datang untuk menggantikan ayah yang telah gugur."
>
> Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. "Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Allah memberkatimu… ."
>
> Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung sampai sore. Pagi-pagi seorang utusan pasukan islam berangkat dari perkemahan mereka meunuju ke rumah Nasibah. Setibanya di sana, perempuan yang tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, "Ada kabar apakah gerangan kiranya?" serunya gemetar ketika sang utusan belum lagi membuka suaranya, "apakah anakku gugur?"
>
> Utusan itu menunduk sedih, "Betul…."
>
> "Inna lillah…." Nasibah bergumam kecil. Ia menangis.
>
> "Kau berduka, ya Ummu Amar?"
>
> Nasibah menggeleng kecil. "Tidak, aku gembira. Hanya aku sedih, siapa lagi yang akan kuberangkatan? Saad masih kanak-kanak. "
>
> Mendegar itu, Saad yang tengah berada tepat di samping ibunya, menyela, "Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahwa Saad adalah putra seorang ayah yang gagah berani."
>
> Nasibah terperanjat. Ia memandangi putranya. "Kau tidak takut, nak?"
>
> Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nasibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan itu.
>
> Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan banyak nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, "Allahu akbar!"
>
> Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nasibah. Mendengar berita kematian itu, Nasibah meremang bulu kuduknya. "Hai utusan," ujarnya, "Kausaksikan sendiri aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diri yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang."
>
> Sang utusan mengerutkan keningnya. "Tapi engkau perempuan, ya Ibu…."
>
> Nasibah tersinggung, "Engkau meremehkan aku karena aku perempuan? Apakah perempuan tidak ingin juga masuk surga melalui jihad?"
>
> Nasibah tidak menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas saja menghadap Rasulullah dengan kuda yang ada. Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nasibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum. "Nasibah yang dimuliakan Allah. Belum waktunya perempuan mengangkat senjata. Untuk sementra engkau kumpulkan saja obat-obatan dan rawatlah tentara yang luka-luka. Pahalanya sama dengan yang bertempur."
>
> Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nasibah pun segera menenteng tas obat-obatan dan berangkatlah ke tengah pasukan yang sedang bertempur. Dirawatnya mereka yang luka-luka dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk memberi minum seorang prajurit muda yang luka-luka, tiba-tiba terciprat darah di rambutnya. Ia menegok. Kepala seorang tentara Islam menggelinding terbabat senjata orang kafir.
>
> Timbul kemarahan Nasibah menyaksikan kekejaman ini. Apalagi waktu dilihatnya Nabi terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh, Nasibah tidak bisa menahan diri lagi. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yang rubuh itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagai singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yang terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang. Hingga pada suatu waktu seorang kafir mengendap dari belakang, dan membabat putus lengan kirinya. Ia terjatuh terinjak-injak kuda.
>
> Peperangan terus saja berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga Nasibah teronggok sendirian. Tiba-tiba Ibnu Mas'ud mengendari kudanya, mengawasi kalau-kalau ada korban yang bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat seonggok tubuh bergerak-gerak dengan payah, segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu. Akhirnya Ibnu Mas'ud mengenalinya, "Istri Said-kah engkau?"
>
> Nasibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, "bagaimana dengan Rasulullah? Selamatkah beliau?"
>
> "Beliau tidak kurang suatu apapun…"
>
> "Engkau Ibnu Mas'ud, bukan? Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku…."
>
> "Engkau masih luka parah, Nasibah…."
>
> "Engkau mau menghalangi aku membela Rasulullah?"
>
> Terpaksa Ibnu Mas'ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nasibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke pertempuran. Banyak musuh yang dijungkirbalikannya . Namun, karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus. Rubuhlah perempuan itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yang dicintainya.
>
> Tiba-tiba langit berubah hitam mendung. Padahal tadinya cerah terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak. Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, "Kalian lihat langit tiba-tiba menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nasibah, wanita yang perkasa."
>
>
> --~--~------ ---~--~-- --~------ ------~-- -----~--~ ----~
> - Fundraising untuk IMSA : http://www.goodsear ch.com/?charityi
d=860734
>
> - Muktamar IMSA-MISG 2007
> "Upholding Faith, Serving
Community"
> 22-26 Desember 2007
> Frederick Holiday Inn Holidome & Conference
Center Frederick, MD
> http://muktamar. imsa.us
>
> -- Radio IMSA/IMSA-Sisters
> http://www.radioims a.org
> http://www.imsa. us/radio. listen.m3u
>
> * Senyum Sapa Sabtu Pagi - Radio IMSA Sisters - Berbagai Macam talk
show tentang kerumah tanggaan dan lain-lain, catat waktunya mulai
pukul 9:00 AM - 12:00 PM EST.
> * Pengajian Rutin dari Masjid Al-Hikmah New York, Unity Center
Michigan, KBRI, Diskusi Ikatan Keluarga Indonesia dll..
> * Berita terkini dari MQFM Bandung Indonesia
> -~---------- ~----~--- -~----~-- ----~---- ~------~- -~---
>
>
>
>
>
> --
> "What I see I may forget. What I hear I may remember. What I do I
understand."
> -Old Chinese Proverb-
>
>
>
> --
> Baktiar Hasan